8 Maret 2013

Pernah Pakai Hati ?


Kemarin aku berbincang dengan kawanku. Perbincangan singkat yang sangat singkat. Awalnya kami hanya membicarakan hal penting yang ingin kami buat tak terlalu membuat pening. Tiba tiba dalam kepentingan itu dia berkata. 
"Pernah pacaran pakai hati?" katanya. Aku diam sambil berpikir. Berpikir tentang kamu. Berpikir tentang pertanyaan kawanku. "Tidak, kalau suka dengan orang pakai hati pernah" jawabku. "Tapi, kalau suka orang pakai hati tidak akan pernah menyatu." kataku lagi, dan dia setuju atas jawabanku. Dan perbincangan kita berakhir sampai sini.
Di saat itulah aku mengingatmu. Aku tidak menyalahkan kawanku karena dia membuatku mengingatmu. Tidak sama sekali. Aku menyalahkan aku yang dengan bodohnya masih mengingatmu lagi. Ada hal dari perbincangan kemarin yang harus membuatku menahan sakit lagi. Seperti saat dulu saat aku mati matian mengikhlaskanmu. Memang terlalu singkat perbincangan tadi, tapi kamu tidak akan pernah menyangka seberapa besar efeknya padaku. Seberapa keras aku harus menahan diriku untuk tak mengingatmu lagi. Dan dalam lupaku aku ternyata masih belum bisa melupakanmu.


Hari ini aku ada di kotamu. Kota dimana kita bertemu. Kota dimana aku dan kamu bisa sejauh ini menahan sakit. Pertemuan pertama kita adalah kaku. Kamu diam dan aku sendiri bingung harus memulai menyapamu seperti apa. Canggung dan rasanya aku ingin jauh jauh darimu. Rasa itu masih ada, sekalipun Ia datang menyapaku seperti biasa dengan "hey"-nya. Aku bodoh dan kamu juga. Mungkin kamu akan menyalahkan aku yang datang tiba tiba dan membuatmu menahan sakit lagi. Tapi yang perlu kamu tahu, aku juga mati matian menahan sakit sejak sebelum aku di bandara. Dan harus lebih menahan sakit lagi ketika aku bertemu padamu lagi. 

Aku bisa melihat di matamu bahwa di situ masih ada aku dan segala keburukanku yang kamu anggap sempurna. Aku masih melihat mata berbinar itu dan segala keanehan pada tingkahmu. Mungkin kamu masih bingung harus bagaimana memperlakukanku dengan selayaknya. Kamu tidak perlu bingung. Kamu tahu sendiri kita sama sama menahan sesak. Ada baiknya kita seperti dulu dan melepaskan sesak kita masing masing. Walaupun setelah itu lagi lagi kita harus kesakitan. Tapi setidaknya beban kita berkurang bukan ?

Aku berterimakasih pada kawanku. Yang membuatku mengingatmu lagi setelah mati matian aku mengubur rasaku. Setidaknya berkat dia aku menjadi sadar, bahwa dalam lupaku aku masih saja mengingatmu, jingga.
Aku pakai hati padamu, mungkin karena itulah kita tak pernah menyatu dan mungkin karena kau juga pakai hati padaku juga.