30 Juni 2013

Surat Untuk Jingga


Pada detik ini aku menangisimu.
Menjauhimu.
Ingin melupkanmu.
Tapi batinku selalu terkikis.
Hingga jeritku tak redam oleh tangis.
Iya aku ingin menumpahkan segalanya.
Aku tersulut cemburu.
Aku tersulut iri.
Hingga baraku jadi api.
Hingga remuk redam dadaku menahan nyeri.
Jingga, bisakah kita memperbaiki masa lalu?
Sedetik saja untuk memperbaiki yang tertinggal.

__