18 September 2016

Aku Ingin Bertanya Pada Bunda

Aku ingin bertanya pada bunda. Kenapa bunda terlihat memendam amarah? Apakah aku berbuat salah, atau apakah adik kakakku membuat ulah, atau apakah ayah kembali bertingkah?

Aku ingin bertanya pada bunda. Kenapa bunda terlihat lelah? Meski sudah aku tahu jawabannya, aku ingin mendengar langsung dari bunda alasannya. Aku ingin tahu apa-apa yang berkeliaran di pikiran bunda, hingga bunda tak bisa lepas dari sakit kepala.

Aku ingin bertanya pada bunda. Kenapa bunda tak menangis saja? Aku tak ingin bunda menangis, sungguh! Tapi aku pun tak mau bunda berpikir terlalu banyak, aku tak ingin bunda bersabar begitu lama. Kenapa bunda tak datang padaku lalu mengadu jika hidup terasa berat sangat? Kenapa bunda malah mengeluh ketika tidak ada orang bisa mendengar?

Aku ingin bertanya pada bunda. Kenapa bunda begitu sabar bertahan? Padahal aku masih sering melawan, padahal cinta ayah tak seberapa besar hingga bisa nampak, padahal seharusnya ada raungan meluncur dari bunda. Aku ingin bunda meraung saja, menangis jika perlu, bukannya aku senang bunda menangis, tapi aku tak suka melihat bunda menahan-nahan kecewa. Aku tak suka melihat bunda bersikap biasa, padahal ada luka yang mungkin tak bisa kering di hati bunda.

Aku ingin bertanya pada bunda. Kenapa bunda mengeluh di belakangku? Kenapa bunda tidak bercerita saja padaku? Padahal aku pendengar yang baik, padahal aku bisa memeluk bunda dengan begitu erat, padahal aku akan berusaha melindungi bunda, padahal aku begitu menyayangi bunda.

Aku ingin bertanya pada bunda. Tapi bunda malah hanya berkata "belajar saja yang benar". Aku ingin bertanya pada bunda. Supaya aku belajar apa itu luka.