31 Juli 2014

Aku Percaya

Aku percaya, ada beberapa orang yang dipertemukan tidak untuk dipisahkan kecuali dengan kematian. Seperti kakek nenekku mungkin.
Aku juga percaya, ada beberapa orang yang bersatu dengan doa yang tanpa sengaja terucap. Seperti ayah ibuku misal. Dan semoga, mereka juga dipertemukan tidak untuk dipisahkan kecuali kematian.
Tapi aku juga percaya, ada beberapa orang yang dipertemukan memang untuk dipisahkan. Mungkin agar belajar. Belajar melepaskan, belajar mengikhlaskan, juga belajar sakit dan kesepian.
Tapi aku juga percaya, ada beberapa orang yang dipisahkan agar tidak saling menemukan. Agar berjaga-jaga mungkin. Berjaga-jaga bila ditinggalkan, berjaga-jaga bila nantinya sakit dan kesepian.
Diatas semua itu, aku percaya bahwa dipertemukan denganmu adalah tepat yang aku minta minta. Aku selalu berdoa, bahwa pertemuan kita adalah pertemuan yang tidak untuk dipisahkan kecuali dengan kematian.
Karena segala sesuatu tentang kamu adalah cantik yang mempesona. Aku tahu kamu laki-laki, tapi laki-laki juga memiliki kecantikan, kamu misalnya. Aku bisa saja berhari hari tanpa bosan memandangi kamu dengan khusyuk. Karena segala sesuatu tentang kamu selalu tepat pada diriku. Tapi dari segala sesuatu tentang kamu itu, aku adalah pengagum kedua bola matamu. Aku bisa tiap waktu jatuh hati lagi dan lagi tiap aku menyelami mereka. Di bola matamu, aku bisa menemukan padang rumput yang hijau, bisa menemukan debur ombak pada pantai, juga bisa menemukan lautan yang damai. Di bola matamu, aku bisa merasakan gerimis yang manis, bisa mencium bau tanah yang basah, bisa merasakan angin yang meniup, juga hati yang mulai menguncup. Dengan bola matamu, aku bisa jatuh cinta berkali-kali tanpa takut sakit hati.
Tapi, pembual seperti aku, kamu mana bisa percaya. Sekalipun kamu percaya, kamu mana mau mengerti. Sekalipun mau mengerti, kamu mana bersedia menemani. Sekalipun bersedia menemani, kamu mana sanggup sampai mati. Sekalipun kamu sanggup sampai mati, aku mana mungkin mempercayai.
Tapi aku percaya dan semoga memang iya bahwa kita dipertemukan tidak untuk dipisahkan kecuali dengan kematian. Bahwa memang pertemuan aku dengan kamu adalah tepat yang mengikat dan diam-diam saling menjerat.

:)

29 Juli 2014

Hendaknya

Hendaknya memang aku diam saja.
Sebab bertindak malah makin terasa sayatannya.
Hendaknya memang aku membisu saja.
Sebab mengeluarkan suara malah makin terasa tamparannya.
Hendaknya memang aku menulikan telinga.
Sebab mendengar kabar saja malah makin terasa nyeri di dada.
Hendaknya memang aku membutakan mata saja.
Sebab melihat sedikit malah makin terasa perihnya.
Hendaknya memang aku kebalkaan semua peka.
Sebab peka barang sebentar saja malah makin terasa hancur dunia.

28 Juli 2014

Jangan Khawatir

Jangan khawatir! Selama kamu baik baik saja, aku akan baik baik saja. Catatlah kata kataku. Supaya kamu tidak perlu repot repot merasa bersalah karena pernah menyakitiku. Memang sakit, tapi kupikir lambat laun aku mulai candu atas sakit itu. Jadi selama kamu baik baik saja, tak perlu merasa bersalah. Karena aku selalu baik baik saja.

Jangan khawatir! Selama kamu tidak baik baik saja, percayalah aku akan baik baik saja. Catatlah kata kataku. Supaya kamu tidak perlu susah payah berusaha untuk baik baik saja agar aku baik baik saja. Karena sekalipun kamu terluka atau remuk lebam hatinya, aku akan baik baik saja. Jadi selama kamu tidak baik baik saja, tak perlu susah payah berusaha baik baik saja agar aku baik baik saja. Karena aku memang selalu baik baik saja.

Mungkin

Mungkin aku terlalu sering membuatmu bahagia, hingga kau lupa untuk membahagiakanku
Mungkin aku terlalu sering membuatmu tertawa, hingga kau lupa aku butuh leluconmu
Mungkin aku terlalu sering membuatmu kecewa, hingga kau lupa apa saja usaha yang aku punya
Mungkin aku terlalu memberikan kamu cinta, hingga kamu lupa aku juga butuh cinta
Mungkin aku memang keterlaluan hingga membuat aku terlupakan

Aku Menemukan Namamu

Aku melihat namamu pada kanvasnya.
Aku benar benar melihat namamu.
Tertulis jelas juga terpahat jelas di hatinya.
Aku juga menemukan namamu di binar matanya.
Terangkai indah pada cermerlang matanya.
Aku juga menangkap namamu pada sela tawanya.
Mengalir renyah dari mulutnya.
Diam diam aku juga temukan namamu di doanya.
Terucap lembut nan lirih pada tiap pintanya.
Aku menemukan namamu pada setiap dia.
Juga menemukan namamulah yang cubit hati saya hingga mati rasa.

20 Juli 2014

Aku mau mengadu

Aku benar benar sedang berpikir tentang apa yang aku inginkan. Luka mana yang lebih dulu harus aku sembuhkan. Airmata apa yang sedang aku kumpulkan. Risau apa yang sedang aku tenangkan. Tapi hingga kepalaku terlalu nyeri, sampai hatiku teramat perih, masih saja aku tak menemukan jawaban.

Maaf aku bodoh. Dan iya, aku memang bodoh. Bodohnya aku berpikir bahwa aku akan selalu baik baik saja ketika baik baik saja itu tidak akan pernah ada.
Sekarang ini aku benar benar berpikir. Kepada siapa aku harus mengadu. Senja telah redup jadi malam. Langit sudah bersih dari awan. Malam terlalu kelam untuk berbintang. Punduk telah menyekap bulan. Angin meniup terlalu pelan. Ombak sudah menelan karang. Lalu, pada siapa aku harus mengadu?

Aku sedang tidak baik baik saja. Tapi kamu tidak akan tahu kalau aku tidak baik baik saja. Biar aku beritahu, aku sedang hancur berkeping keping. Bukan hanya berkeping keping, hancurku jadi debu, kamu tidak akan pernah bisa menyatukannya lagi. Aku sedang sakit teramat sakit. Bukan sakit biasa, diamku saja tak bisa mengurangi perihnya.

Aku tidak tahu harus bagaimana. Diam aku tambah kesakitan. Berteriak aku kesetanan. Terlelap mataku tak mau memejam. Jika sudah begini, kepada siapa aku harus mengadu? Aku benar benar mau mengadu.

18 Juli 2014

Surat Cinta Untuk Gadis Gadis yang Lembut Hatinya

Dear gadis gadis yang lembut hatinya ;)
Apa kabar? Semoga kalian baik baik saja, seperti semoga doaku untuk kalian bisa menjaga kalian dari luka.
Kabarku? Aku sedang berusaha menjadi baik baik saja juga ;)

Untuk gadis gadis yang baik hatinya ;)
Ini surat cintaku yang pertama yang aku buat untuk sesama. Aku seperti sejenis wanita menyimpang yang aneh. Tapi toh biarlah, aku memang benar benar mencintai kalian. Rasa rasanya cinta untuk kalian saja tak cukup untuk semua tawa juga duka yang terusap berkat kalian. Aku selalu bersyukur pada Tuhan, karena diam diam menitipkan malaikat tanpa sayap seperti kalian. Karena mengenal kalian aku seperti menemukan belahan yang aku cari cari. Seperti menemukan puing puing hati. Seperti menemukan tempat untuk berbagi. Seperti menemukan tenang dalam diam diri.

Aku sedang ingin membuat surat cinta. Aku tahu aku payah. Tapi apalah daya, aku cinta kalian, aku selalu punya bukti kalau aku mencintai kalian. Tapi aku tak pernah punya kata, hingga kesempatan ini.
Jangan muntah yaa ;) tapi aku benar benar mencintai kalian sampai tidak tahu bagaimana caranya berhenti. Aku perayu ulung kan? Aku harap ada bunga bunga bermekaran di hati kalian setelah membaca suratku.
Tapi lebih dari cintaku itu, aku ingin berterimakasih dengan sangat pada kalian. Tentang kalian yang dengan sabar membasuh lukaku, juga mengobatinya hingga tidak terasa sakitnya. Tentang kalian yang dengan cuma cuma berbagi tawa hingga aku lupa sedih yang kubawa bawa. Aku berterimakasih dengan sangat!

Apakah ini bisa disebut surat cinta? Apakah sudah ada bunga bunga yang bermekaran di hati kalian? Apakah aku cukup romantis dan manis? Aku harap aku cukup untuk mengurangi sedikit beban kalian. Tapi yang perlu kalian tahu, aku cinta kalian tanpa nafsu ingin memiliki! Pokoknya, aku cinta kalian dan semoga ada bahagia yang selalu menyertai kalian ;)

Tertanda, gadis yang kretek kretek hatinya
Teruntuk, gadis gadis yang lembut hatinya ;)

Surat Cinta Untuk Pria Pria yang Baik Hatinya

Dear kalian pria pria yang baik hatinya ;)
Apa kabar? Semoga kalian baik baik saja, sebab aku tak pernah luput menitipkan nama kalian pada setiap doa yang aku ucap.
Kabarku? Buruk. Sebab rindu telah mengikis sedikit demi sedikit hatiku yang telah menjadi puing puing.

Untuk pria pria yang baik hatinya ;)
Ini surat cinta yang bukan yang pertama tapi yang pertama yang aku terbangkan pada kalian. Belakangan ini aku sedang senang berusaha menyenangkan orang orang. Tapi, apakah surat cintaku dapat menyenangkan kalian? Aku harap beberapa tawa yang dapat kulukis di wajah kalian, setimpal dengan apa yang selama ini kalian hadiahkan.
Mengenal kalian, aku seperti menemukan sayap untuk terbang. Seperti menemukan rumah untuk pulang dengan aman. Seperti menemukan seseuatu yang tak pernah hilang.

Aku sedang ingin menulis surat cinta. Tapi aku payah dalam hal itu. Rangkain cinta seperti di surat surat cinta itu apa masih perlu? Sedang kalian sudah mengerti betul seberapa besar cintaku.
Aku terlalu banyak merayu ya? Tapi pujangga memang begitu sepertinya. Ah iya! Memangnya aku pujangga? Akukan hanya kebetulan pemuja hati kalian yang baik hatinya. Kebetulan juga, aku pemuja senyum kalian yang semoga akan selalu ada. Kebetulan juga, aku pemuja tawa kalian yang renyah di telinga. Tunggu dulu! Sepertinya semua yang ada pada kalian, akulah pengagum setia mereka.
Aku juga pengagum risau kalian, juga pengagum sedih kalian. Sebab mereka seperti penyadar, bahwa aku harus tambah banyak banyak meminta pada Tuhan agar ringan beban kalian.

Apakah suratku cukup romantis? Apakah suratku cukup manis? Sebab aku kurang ahli dalam hal manis. Aku lebih suka mengecap pahit banyak banyak daripada menjilat manis walau hanya sekelebat.

Kepada pria pria yang baik hatinya, ini aku persembahkan surat cinta kepada kalian yang mungkin tak ada harganya. Semoga saja, membacanya, akan ada sepercik bahagia yang tercipta.

Tertanda, gadis yang kretek kretek hatinya
Teruntuk, pria pria yang baik hatinya ;)

10 Juli 2014

Biarlah Aku Belajar Pelan-Pelan

Tolong tanggung-tanggung menyakitiku
Sebab aku tak bisa menahan air mata
Sebab aku tak pintar sembuhkan luka
Sebab aku tak pandai menutup duka

Tolong pelan-pelan mendahuluiku
Sebab aku masih berusaha menjajarkan diri bersamamu
Sebab aku tak biasa bila tidak digandeng kamu
Sebab aku buta arah jika tanpa kamu

Tolong ragu-ragu meninggalkanku
Sebab aku takut bila tidak ada kamu
Sebab aku goyah bila tidak berpegang padamu
Sebab aku lemah bila tanpa kuat darimu

Tolong tanggung-tanggung menyakitiku, juga pelan-pelan mendahuluiku, dan ragu-ragu meninggalkanku
Sebab apalah aku bila tanpa kamu
Dimanalah aku jika tidak dijaga kamu
Siapalah aku bila tidak dikuatkan kamu

Biarlah aku belajar dulu
Melepasmu sekejap demi sekejap
Disakitimu sedikit demi sedikit
Ditinggalkanmu selangkah demi selangkah
Biarlah aku belajar pelan-pelan hidup tanpa sayang yang dari kamu.

9 Juli 2014

Kepada Kamu

Adakah bintang tadi malam?
Sebab kulihat lagit terlalu hitam
Adakah bulan bersinar?
Sebab semalam terasa kelam
Adakah kamu di ranjang?
Sebab aku rasa dingin menerjang kencang

Kepada kamu yang ingin selalu ada
Kepada kamu yang berjanji menemani
Mana peluk yang kamu banggakan?
Mana senyum yang kamu pamerkan?
Mana pundak yang kamu sodorkan?
Dan mana hangat yang kamu janjikan?

Kepada kamu yang diam-diam menyusup pergi
Kepada kamu yang menutup pintu tak kembali
Kepada kamu yang itu
Semoga doaku yang selalu mengikutimu itu, akan tetap menjagamu
Semoga bingkisan senyum yang kutitip di ingatanmu, akan meniup lelahmu
Dan semoga semua kenangan yang aku pahat di hatimu itu, membawamu pada jalan pulang.

pick: yayackfaqih

8 Juli 2014

Harapan

Ada yang bertanya padaku, "Apa yang kamu harapkan dari sesuatu yang tidak bisa diharapkan?"

Aku mengharapkan harapan. Aku mengharapkan harapan dari sesuatu yang tidak bisa diharapkan. Sekalipun sesuatu itu tidak bisa diharapkan, aku berdoa agar sesuatu itu dapat membuatku berharap.

Aku mengharapkan harapan dari sesuatu itu, seperti aku mengaharapkan manfaat dari sesuatu yang tidak bermanfaat. Karena aku percaya, Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu yang sia sia. Mungkin sesuatu itu tidak bermanfaat, tapi mungkin sesuatu itu bisa diharapkan. Mungkin sesuatu itu tidak bisa diharapkan, tapi mungkin sesuatu itu dapat dimanfaatkan.

Seseorang bertanya padaku lagi, "Kenapa kamu masih saja mengharapkan seseorang yang tidak mengharapkanmu?"

Jawabannya sama. Aku masih saja mengharapkan dia karena mungkin saja suatu saat aku bisa dia harapkan. Atau mungkin saja suatu saat aku bisa bermanfaat. Karena garis besarnya, Aku tidak mengharapkan dia. Tapi aku berharap aku bisa bermanfaat untuk dia, juga harapannya. Dan aku berharap dia juga mengharapkanku. Sesederhana itu.

Pic:cyberco