Hendaknya memang aku diam saja.
Sebab bertindak malah makin terasa sayatannya.
Hendaknya memang aku membisu saja.
Sebab mengeluarkan suara malah makin terasa tamparannya.
Hendaknya memang aku menulikan telinga.
Sebab mendengar kabar saja malah makin terasa nyeri di dada.
Hendaknya memang aku membutakan mata saja.
Sebab melihat sedikit malah makin terasa perihnya.
Hendaknya memang aku kebalkaan semua peka.
Sebab peka barang sebentar saja malah makin terasa hancur dunia.
Here Tari says about her life. About smile and cry, about life and die, about world and dream.
Label
- Absurd (5)
- brain attack (5)
- Desember Manis (6)
- Februari Ceria (1)
- Fiction (2)
- Hurt (1)
- Juli bercerita (1)
- Maret Bercerita (4)
- My Poem (14)
- Picisan (3)
- The Letters (8)
- What my mouth can not say (10)
- When My Stories Aren't a Secret Anymore (19)
29 Juli 2014
Hendaknya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar