20 Juli 2014

Aku mau mengadu

Aku benar benar sedang berpikir tentang apa yang aku inginkan. Luka mana yang lebih dulu harus aku sembuhkan. Airmata apa yang sedang aku kumpulkan. Risau apa yang sedang aku tenangkan. Tapi hingga kepalaku terlalu nyeri, sampai hatiku teramat perih, masih saja aku tak menemukan jawaban.

Maaf aku bodoh. Dan iya, aku memang bodoh. Bodohnya aku berpikir bahwa aku akan selalu baik baik saja ketika baik baik saja itu tidak akan pernah ada.
Sekarang ini aku benar benar berpikir. Kepada siapa aku harus mengadu. Senja telah redup jadi malam. Langit sudah bersih dari awan. Malam terlalu kelam untuk berbintang. Punduk telah menyekap bulan. Angin meniup terlalu pelan. Ombak sudah menelan karang. Lalu, pada siapa aku harus mengadu?

Aku sedang tidak baik baik saja. Tapi kamu tidak akan tahu kalau aku tidak baik baik saja. Biar aku beritahu, aku sedang hancur berkeping keping. Bukan hanya berkeping keping, hancurku jadi debu, kamu tidak akan pernah bisa menyatukannya lagi. Aku sedang sakit teramat sakit. Bukan sakit biasa, diamku saja tak bisa mengurangi perihnya.

Aku tidak tahu harus bagaimana. Diam aku tambah kesakitan. Berteriak aku kesetanan. Terlelap mataku tak mau memejam. Jika sudah begini, kepada siapa aku harus mengadu? Aku benar benar mau mengadu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar