15 Oktober 2015

Sayang, Percayalah

Dengarlah sayang,
Maafkan aku.
Aku tak pernah menulis bahagiaku bersamamu. Tapi percayalah, ada bunga bermekaran tiap kali namamu menyusup di telingaku.

Maka itu,
Percayalah, bahwa hati yang kamu bawa itu benarlah hatiku. Tawan saja, seerat yang kamu bisa. Sebab begitulah hatimu yang di genggamanku.

Tak apa kamu marah,
Tapi ketahuilah cerita-cerita lamaku. Aku tak pernah melukis kebahagian, sayang. Aku hanya melukis tangisan yang belum sempat aku keluarkan. Dan tak pernah berharap melukis kamu di sana. Jadi tetaplah begini. Tertawa tanpa merisaukan hati.

Sayang, aku bilang percayalah.
Kamu satu-satunya yang dapat memungut puing-puing hatiku yang tercecer. Merangkainya kembali jadi satu. Jadi simpanlah hatiku bersama doaku. Kelak semoga kamu akan kekal adanya di hidupku. Menjadi satu-satunya canduku, seperti malam ini, di tengah pekatnya rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar