6 Agustus 2014

Lagi, Aku Tertipu

Hidup itu belajar. Kita sudah belajar sedari kecil, sedari kita lahir. Belajar mendengar suara dan lagu lagu, belajar menghapal wajah ayah dan ibu, belajar merangkak berdiri dan berjalan maju, belajar memanggil nama ayah dan ibu, belajar lari dari tidak tahu. Aku seharusnya tahu itu. Seharusnya aku paham betul masalah itu. Tapi siapa sangka, ternyata aku sama bodohnya dengan keledai dungu.

Kamu pasti bangga. Aku yakin betul kamu pasti bangga. Membodohi aku sampai titik seperti ini. Membutakan aku dari taring di senyummu yang manis sekali. Menulikan aku dari olokan di setiap tawamu yang menyeringai. Kamu bahkan dengan lihai menutup busukmu dengan wangi mawar bertangkai tangkai. Kamu pasti bangga.

Tapi yang salah memang aku. Aku harusnya tahu bahwa ular itu beracun, bahwa serigala tidak hanya mengaum. Bodohnya aku berpikir bahwa mungkin saja ular bisa mencinta dengan hati, bahwa serigala tak mungkin menerkamku hingga mati. Tapi nyatanya memang aku bodoh. Nyatanya memang aku keliru. Nyatanya memang aku sekarat dibuatmu.

Tapi disamping itu semua, aku benar benar berterimakasih. Aku jadi harus berhati hati. Aku jadi tak mudah mempercayai. Kamu benar, aku terlalu lugu. Terlalu diterkam cerita novel yang sendu. Kamu benar, itu semua tahik. Aku harusnya belajar dari realita walaupun pahit. Padahal aku sendiri yang bilang harus berhati hati pada anjing dibelakang sayap malaikat. Tapi malah aku sendiri yang diterkamnya hingga sekarat. Ini lucu, tapi aku berjanji padamu, aku tak ingin lagi jadi pura pura lugu.

:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar