14 Desember 2014

Aku Baru Tahu

Aku tidak tahu jika menyia-nyiakan senikmat itu. Pantaslah senyummu tak padam ketika pergi dariku. Pantas saja kamu tak kedinginan ketika melepas pelukan. Pantas saja, meninggalkanku meringankanmu.

Aku juga tidak tahu bahwa disia-siakan kamu ternyata menguatkan aku. Aku pikir akan ada tangis yang banjir dari mataku. Atau lolongan perih yang keluar dari hatiku. Nyatanya pergimu adalah kuatku. Kokohku. Tegaknya aku. Padahal yang kutahu sendirian itu menyakitkan, tapi entah kenapa pergimu malah menenangkan aku.

Aku tidak tahu bahwa tenangku justru merisaukan kamu. Aku tidak tahu ada apa dengan kamu yang dengan begitu tenang melangkah menjauhiku menjadi begitu kacau hanya karena senyum legaku? Ada apa dengan kamu yang melepaskan aku dengan senyuman malah kebingungan dengan tawaku? Ada apa dengan kamu yang dengan angkuh enggan melihat aku menjadi begitu khawatir dengan langkahku?

Yang aku tahu, risaumu menakutkan. Langkahmu kembali padaku malah membuatku ketakutan. Aku harus mati-matian mencari tempat persembunyian. Senyum hangatmu malah membuat hatiku melolong kesakitan. Yang lebih mematikan adalah pelukanmu yang malah membuatku menggigil kedinginan.

Aku baru tahu jika menyia-nyiakan ternyata senikmat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar